Ikut Menjaga Ibu Bumi Melalui Karang Nusantara
Ikut Menjaga Ibu Bumi Melalui Karang Nusantara

Ikut Menjaga Ibu Bumi Melalui Karang Nusantara

Today, I am so excited! Hari ini aku mendapat kabar mengenai adopsi terumbu karang yang diselenggarakan oleh Karang Nusantara. Ini berawal dari keisengan mencari tahu mengenai Banda Neira; aku lagi rajin mencari tahu tentang Pulau Banda, terutama Banda Neira. Menuju satu akun, hingga ke akun lainnya– sampailah pada sebuah akun bernama @sekolah_bahari. Pada bio profil tertulis “Sekolah Bahari merupakan ruang belajar berbasis kebaharian untuk anak-anak pesisir di Maluku yang digagas oleh @karang_nusantara.” Ini merupakan hal baru bagiku, menciptakan ruang belajar berbasis kebaharian, “Pasti menarik!” ujarku saat membaca akun instagram mereka. Aku pun mencoba untuk melihat akun @karang_nusantara, ada ketertarikan saat membaca bahwa mereka menjalankan sebuah gerakan mengadopsi satu bibit terumbu karang, untuk merawat Ibu Bumi. Tanpa ada keraguan, aku mendaftarkan diri untuk ikut mengadopsi satu bibit terumbu karang. Menilik ke belakang, kita tidak akan pernah terpisahkan dari air; karena kita tahu, air adalah sumber kehidupan bagi manusia. Sejak umur tiga tahun, aku dipaksa untuk dapat berenang. Aku dipaksa menjadi lebih dekat lagi dengan air, dan aku tidak menyesal. Berawal dari keterpaksaan, aku menjadi jatuh hati dengan air, terlebih lagi air laut. Saat aku duduk di kelas lima sekolah dasar, sekitar umur 10 tahun–aku sudah ikut Bapak mengarungi dalamnya laut di Bondowoso. Awalnya aku kesal pada plankton yang bikin gatal; tetapi semakin ke dalam, semakin jatuh hati melihat indahnya laut. Hal ini yang membuatku takjub atas apa yang dilakukan kakak-kakak @karang_nusantara melestarikan Ibu Bumi, dengan transplantasi terumbu karang 🐠

Menurut LIPI (2018), Indonesia merupakan rumah bagi 10% luas total terumbu karang dunia atau dengan kata lain 70% lebih jenis terumbu karang dunia dapat ditemukan di laut Indonesia, dan masih banyak orang belum menyadari akan kekayaan alam Indonesia. Aku masih ingat, tahun 2014 saat mendaftar beasiswa pada perusahaan BUMN ternama di Indonesia yang mengusung tentang bagaimana merawat lingkungan hidup di Indonesia–dari 20 kandidat, aku adalah satu-satunya peserta yang mengusung tema mengenai air dan laut. Sebegitu cintanya aku dengan air dan laut 🐟 Aku senang sekali, saat kakak-kakak di Karang Nusantara membuka jalan bagiku untuk dapat berkontribusi dalam merawat Ibu Bumi, khususnya laut.

Periode ini, transplantasi terumbu karang dilakukan di Negeri Morela. Negeri Morela adalahΒ  salah satu daerah yang berada di Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah. Sebagai keturunan berdarah Ambon, aku sangat memahami kayanya alam bawah laut di Maluku. Aku mengutip beberapa hal dari Laporan Transplantasi oleh Karang Nusantara;

Mengapa terumbu karang dapat rusak?

Kerusakan terumbu karang di laut dapat terjadi karena aktivitas manusia (antropogenik) seperti penangkapan ikan dengan bahan racun atau bahan peledak, pembangunan di wilayah pesisir (pertanian, industri, pengerukan pantai, reklamasi), dan pembuangan limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai maupun langsung ke laut, sedangkan proses alam yang dapat mengancam terumbu karang yaitu proses fisik seperti badai, tsunami, gempa bumi, dan kenaikan suhu (El nino).

Transplantasi terumbu karang adalah pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk dicangkok di tempat lain atau di tempat yang karangnya telah mengalami kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau pembentukan terumbu karang alami. Transplantasi karang berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak, dan dapat pula dipakai untuk membangun daerah terumbu karang baru yang sebelumnya tidak ada (Harriott & Fisk 1988). Kegiatan transplantasi di Indonesia dilakukan dengan tujuannya untuk program percontohan dalam merehabilitasi perairan yang kondisi terumbu karangnya sudah rusak serta dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata laut, program pendidikan, penelitian dan uji coba dibidang perdagangan Dimasa mendatang transplantasi terumbu karang akan memiliki banyak kegunaan antara lain: untuk melapisi bangunan-bangunan bawah laut sehingga lebih kokoh dan kuat untuk memadatkan spesies karang yang jarang atau terancam punah dan untuk kebutuhan pengambilan karang hidup bagi hiasan akuarium (Moka 1995).

 

It’s good to know, right? Nama terumbu karang yang aku adopsi, kuberi nama seperti diriku, Devi–jenis karangnya adalah Acropora sp. yang memiliki tinggi awal 13 cm, dengan jumlah cabang 6. Mengenal lebih jauh lagi mengenai Acropora, bisa ketuk disini untuk melihat. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2020, yang berlokasi di Perairan Desa Morela, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Lokasi ini dipilih karena keadaan karang yang rusak akibat aktivitas oleh masyarakat setempat. Transplantasi terumbu karang dilakukan pada kedalaman 6 meter. Pencapaian pertumbuhan dari jenis karang yang ditransplantasikan dengan substrat buatan digunakan pendekatan bahwa pertumbuhan karang yang didasari pada tinggi akan dihitung dengan mengukur tinggi rata-rata dan jumlah cabang karang yang ditransplantasikan (Supriharyono 2000) dengan rumus:

Pertambahan tinggi anakan = Tinggi Terakhir anakan karang – Tinggi Awal anakan karang

I am really happy! Hei, anakku tumbuhlah segera ya! Terima kasih untuk Karang Nusantara yang telah menciptakan gerakan mengadopsi bibit terumbu karang ini. Selalu sukses untuk menjaga Ibu Bumi, terutama di Indonesia! πŸ˜‰ Oh hei, Karang Nusantara juga ada akun YouTube yang bisa kamu tonton! Sangat menyenangkan!


Referensi

Harriott & Fisk (1988) Coral transplantation as a reef management option. Proceedings of the 6th International Coral Reef Symposium, Australia, Volume 2.

LIPI (2018) Status Terumbu Karang 2018. Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta.

Moka W (1995) Bentuk Kepulauan Spermonde (Spermonde). Materi Pendidikan dan Latihan Metodologi Penelitian Penentuan Kondisi Terumbu Karang. P30 LIPI; UNHAS dan YASINDO. Ujung Pandang.

Supriharyono (2000) Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Jakarta: Gramedia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!