Sudah Dua Hari Ini Mendung
Sudah Dua Hari Ini Mendung

Sudah Dua Hari Ini Mendung

Judul dari tulisan ini; mungkin terdengar tidak asing bagi kalian pendengar karya-karya Gardika Gigih. Komponis asal Yogyakarta ini telah aku kagumi sedari tahun 2013. Banyak teman berujar bahwa aku memiliki jenis musik yang berbeda nan ajaib di zaman ini. Ketika orang berlomba-lomba menghapal lirik lagu Justin Bieber, aku dengan setia menanti album baru dari Silampukau atau Sore. Ketidaksengajaanku menemukan akun soundcloud Gardika Gigih; membuatku candu atas alunan piano yang diciptakannya. Tenang dan syahdu. Hal ini yang membuatku terus menanti karya terbarunya. Tidak jarang alunan pianonya menemani malam-malam kegundahanku atas cinta. Aku hanya menambahkan kata “Surabaya” di tengahnya. Tetap saja, ini terinspirasi oleh alunan piano dalam judul “Sudah dua hari ini Mendung” 🙂

Ada yang berbeda di Surabaya selama dua hari ini. Kota ini tidak panas dan menjemukkan, seperti hari-hari yang lalu. Ketika matahari bersinar terlalu cerah dan menyilaukan mata-lah yang membuatku tidak nyaman menikmati Surabaya. Mendung, dua hari ini, aku suka. Siang tidak lagi membusungkan dadanya, angin menyapa dedaunan dengan kencangnya seakan ingin terus mengajaknya bermain— bahkan ia tak segan merusak rambutmu yang sudah kau sisir dengan rapihnya, tidak perlu lagi ku mengangkat tangan untuk menutupi sebagian wajah yang biasanya terkena sinar kuning matahari, dan petir pun mulai berani muncul— menggelegarkan telinga dengan suara khasnya. Aku suka. Ketika awan mulai menutupi matahari yang selama ini menyombongkan diri. Aku suka, mendung.

Tak lama lagi, hujan akan turun— begitu kataku. Indera penciuman yang seolah bisa membaui turunnya hujan. Harum yang sudah lama kunanti-nantikan itu akan tercium. Saat, air hujan menyentuh dan mencoba membasahi tanah. Itu yang ku nanti. Aku suka mendung dan hujan.

Ditulis dalam balutan cinta dari hujan yang malam ini membasahi Surabaya.
Yang gemerisiknya membentur atap rumah dengan kencang,
membuatku terjaga semalaman membaui, harum hujan.
Surabaya, September 2017.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!