Standarisasi?
Standarisasi?

Standarisasi?

Berawal dari obrolan dua perempuan yang mencoba menghadapi kenyataan pahit. Perjalanan cinta yang tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Obrolan itu berujung mempertanyakan sesuatu yang semu. Apa benar cinta memiliki standar? Celetukan ringan dari salah satunya “Ya kalau meluangkan waktu, berarti dia serius.” Benarkah? Apa hal ini yang akan terus menjadi tolak ukur tentang keseriusan seseorang menjalin suatu hubungan? Ataukah ini hanya pernyataan pembelaan diri sendiri? Atau memang benar perempuan itu egois? Hanya ingin dimengerti tanpa mengerti.

Aku pun tidak tahu.


Photo by Ben Duchac on Unsplash.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!