2017 | Sibolga! Aku datang! Ini pertama kali bagiku mengunjungi Kota Sibolga. Sibolga, adalah kota dimana Kak Nia menghabiskan masa kecil hingga pra remaja, bisa dibilang ini nostalgia yang selalu si kakak nantikan. Sudah puas kami berfoto-foto di depan KMP Victoria–benar megah kapalnya ya, pantas saja tidak oleng sama sekali 🚢 Kegembiraanku belum seberapa dibandingkan Kak Nia. Tanpa sadar, matanya terus berbinar-binar selama perjalanan dari Pelabuhan menuju rumah Ompung Manullang. Kami menumpangi “Bentor” yang diucapkan Bettor, singkatan dari Becak Motor. Sesampai dirumah, aku bergegas untuk mandi. Lalu, sesuatu terjadi; dimana aku tidak ingin beranjak dari kamar mandi. Oh astaga, airnya segar sekali!!! Air pegunungan. Aku selesai saat Kak Nia mulai mengetuk dan bertanya, “Dek, belum selesai? Ayo kita cuci baju,” masih sambil mainan air aku berseru: “Iya kak, lima menit lagi ya.” 🛀
Kami singgah di Sibolga hanya satu hari, besok sudah berangkat lagi menuju Pulau Samosir. Setelah kami selesai cuci baju, menjemur pakaian, rebahan di kasur–bahkan masih sempat aku harus mengerjakan pekerjaan kantor; agenda berikutnya adalah berkeliling Kota Sibolga. Psst! Kak Nia benar-benar mau bernostalgia. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Bosur, karena aku ingin menikmati laut dan pantai. Sambil minum kelapa muda dan angin sepoi, aku menyaksikan anak-anak kecil bermain dan berlomba untuk melompat ke dalam laut. That’s so awesome! Saat kita sudah memasuki area Pantai, akan terlihat papan nama besar bertuliskan “Horas TapTeng”–Kota Sibolga berada di Kabupaten Tapanuli Tengah. Selama perjalanan, Kak Nia banyak bercerita tentang tempat makan yang enak, menunjukkan jalan dimana SMA Matauli, atau menunjukkan ekspresi heran karena banyak yang berubah dari Kota Sibolga. Kami menikmati Bakso Pak Min SM Raja, katanya sih bakso yang paling mendekati enaknya bakso di Pulau Jawa.
Nostalgia ini menyenangkan, mengenal dimana Kak Nia menghabiskan masa kecil. Kami berkeliling, entah kenapa Supermarket Aido pun menjadi tujuan–HAHA. Wajah si kakak yang mulai terkagum-kagum sangat menyenangkan untuk dipandangi, hingga berkata “Sudah besar kali ya Aido ini.” 🏪 Berpindah dari satu tempat ke tempat lain; mulai dari Supermarket Aido, Stadion Horas, SMP Fatima, melewati rumah yang pernah kakak tinggali, hingga HKBP Sibolga Julu. Saat melewati gang kecil rumah Kak Nia, si kakak sempat berbisik: “Masih sama ya, nggak ada yang berubah. Eh dek, nyetirnya jangan dipelanin soalnya itu tetangga-tetangganya masih sama,” aku masih dalam edisi tertawa berujar, “Lah, nggak mau berhenti terus menyapa kak?” dengan sigap kakak menjawab “Nggak usah dek, maluuuu…” dan aku terus tertawa. Sebelum gelap, kami menyempatkan untuk berhenti di HKBP Sibolga Julu. Aku mengagumi arsitektur Gereja di Sumatera Utara, begitu penasaran hingga harus sampai mengunjungi dan memotret. Entah mengapa, di Sumatera Utara bangunan gereja selalu besar, luas dan megah!
Setelah itu, Kak Nia mengajakku untuk melihat senja di Hotel Wisata Indah. Katanya, di tempat ini kita dapat melihat senja terindah di Sibolga dan faktanya, betul adanya. Astaga, indah banget dah liat senja disini. Aku semakin betah berada di Kota Sibolga. Saat ku memotret, dari kejauhan terlihat tulisan “Sibolga Kota Ikan” 🐟 Mata pencaharian utama di Sibolga adalah nelayan dan disinilah ikan-ikan segar mudah didapat–Itu mengapa kota ini memiliki julukan Kota Ikan. Buat kalian yang berkunjung ke Sibolga jangan lupa untuk kuliner seafood! Dan kami pun menikmati ikan-ikan di RM Apoek, bersama Bang Randi Sibuea–warga Jakarta yang akhirnya menetap di Sibolga. Selama liburan, mencicipi berbagai makanan menjadi salah satu hobi kesenanganku; lupa begitu saja bahwa harus menjaga badan. Tapi, abaikan saja! Namanya juga liburan! Kami sudah lama tidak bertemu dengan Bang Randi, rindu dan banyak sekali yang kita bicarakan. Seru sekali! Sehari di Sibolga ini benar-benar menguras tenaga dan menciptakan kenangan baru untuk dikenang 😊