Perkara Penasaran, Asa Terlaksana
Perkara Penasaran, Asa Terlaksana

Perkara Penasaran, Asa Terlaksana

2023 | Petualangan ini berawal dari rasa penasaran yang tinggi–dalam diriku. Okay, mari kita mundur menuju tahun 2016–pada tahun ini awal dari segala awal yang membawa diriku hingga ke Italia. Pada saat aku mendapatkan gelar sarjana (S1), aku sudah bertekad untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu magister (S2). Setiap orang yang mengenalku, pasti memahami bagaimana aku menginginkan hal ini terjadi dalam hidupku. Setiap tahun, aku mencoba berbagai beasiswa dan selalu gagal. Tetapi, aku menyadari kesalahan ada padaku yang kurang dan tidak mempersiapkan dengan sempurna. Setiap mendaftarkan diri pada satu beasiswa dan berujung kegagalan, aku mengerti dimana letak kesalahannya–mencoba memperbaiki di tahun berikutnya, dan begitu seterusnya. Selain beasiswa, aku pun mencoba untuk mendaftar ke beberapa universitas untuk mendapatkan surat penerimaan, yang terbagi menjadi dua: Conditional (dengan persyaratan) dan Unconditional (tanpa persyaratan). Berbagai beasiswa aku coba, antara lain: Chevening, Fulbright, Endeavor, Australian Awards, dan LPDP. Tentu saja, ada kalanya aku ingin “menyerah.” Masa pandemi, tahun 2020-2021, membuatku benar-benar istirahat. Aku fokus terhadap apa yang sedang aku kerjakan dan mengikuti berbagai kelas untuk mengembangkan diri! ❤️

Menggapai cita-cita memang bukanlah perkara mudah–bagiku membutuhkan waktu tujuh tahun. Berlimpah pertanyaan telah menghampiriku, tetapi yang paling melekat saat seseorang mengatakan “Apa iya masih mau melanjutkan studi? Tidak mau  memikirkan sesuatu yang lain selain studi?” Saat mendengarnya, aku terdiam sejenak–kemudian menjawab dengan yakin, “Tentu saja!” sambil melontarkan senyum termanis yang kumiliki. Nyatanya, dibalik keyakinan yang aku tunjukkan; terdapat banyak keraguan dan pertanyaan-pertanyaan terhadap diri sendiri.

Penghujung tahun 2022, seorang sahabat mengingatkanku mengenai betapa pentingnya menyusun masa depan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Ia mengajariku untuk melakukan dari hal terkecil; seperti menuliskan apa yang perlu dilakukan setiap harinya, pencapaian apa yang akan diraih dalam seminggu-sebulan-per tiga bulan-per enam bulan, hingga cita-cita setahun ke depan-dua tahun-dan lima tahun. Tidak berpikir lama, keesokan harinya aku mempraktikan untuk menuliskan hal-hal yang ingin aku raih! Masih teringat jelas, bahwa di tahun 2023 aku menuliskan → “Daftar minimal dua beasiswa” 🙂


Mari kita percepat kisah-kasih ini! Tahun 2023, aku mendaftarkan diri untuk beasiswa Fulbright (USA). Prinsip yang aku pegang, sehabis Bulan Mei tidak ada kabar di e-mail, maka mari kita melanjutkan hidup. Ternyata benar! Sebetulnya perasaan tertolak sudah mendarah daging jadi perasaan kecewa tidak terlalu terasa. Pertengahan tahun 2023 (Juni), aku menyiapkan diri untuk melakukan ekskavasi bersama BRIN di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Suatu hari (lima hari sebelum keberangkatan), aku perlu menghubungi Mas Ruly untuk menanyakan sesuatu mengenai ekskavasi yang akan dilakukan. Saat itu, sambil menunggu jawabannya–aku membaca “Quaternary Prehistory Researcher” foto profil yang Ia tampilkan di WhatsApp. Tentu saja, rasa penasaran yang tinggi ini tidak bisa dibendung, segera aku melakukan pencarian di halaman Google. Pencarian teratas adalah International Erasmus Mundus+ Master in Quaternary Prehistory (IMQP). Wait, what? Aku baru mengetahui Erasmus Mundus+ memiliki program di bidang ini; dan betul saja aku menelusuri halaman situs dari IMQP–menemukan bahwa hal yang akan dipelajari adalah Prehistory, Paleoanthropology, Methodology, Geology and Paleoethology, and Heritage Preservation–membuatku semakin tertarik! Hampir dua jam aku membedah halaman situs IMQP untuk membaca dan mencari informasi, kemudian yang tidak diduga; aku membaca “Call for Applications Academic Year 2023/2024, Deadline 30 June 2023” 😯 Kaget? Iya! Tapi aku punya keinginan untuk mencoba! Waktu yang kumiliki tidak banyak, rasanya kurang dari satu bulan.

Keesokan harinya, aku membuat janji bertemu dengan pembimbing untuk meminta saran. Saat berbincang, beliau punya keyakinan bahwa ini adalah jalanku untuk melanjutkan studi. Aku sempat menunjukkan keraguan, hingga berkata, “Atau tahun depan saja ya bu saya mendaftarnya?” dan beliau menjawab dengan lugas, “Mau ditunda sampai kapan? Setidaknya kamu coba dulu saja tahun ini.” Aku merasa segalanya serba mendadak, hal ini yang memunculkan rasa takutku untuk melangkah. Kemudian beliau menambahkan, “Kamu sudah banyak mendapatkan pengalaman, ini saatnya kamu belajar untuk mengasah pengetahuan tersebut.” Detik itu juga, aku memantapkan hati–takut pasti, tapi mari dijalani. Kami mengobrol mengenai topik apa yang aku suka dan cocok untuk dijadikan tesis! Sepulang dari kampus, hatiku semakin berdebar–antara senang, gugup, semangat campur aduk menjadi satu!

Aku merasa, semesta benar mendukungku! Ternyata, selain Mas Ruly, aku dikelilingi oleh orang-orang hebat alumni program IMQP. Tentu saja, kesempatan ini tidak aku sia-siakan. Aku banyak bertanya kepada mereka mengenai program IMQP dan meminta mereka menilik Motivation Letter yang telah aku tulis. Sempat gugup, karena durasi ekskavasi memakan waktu 14 hari; disela-sela menulis laporan ekskavasi aku mengerjakan dan mempersiapkan berkas untuk mendaftar program IMQP. Aku membutuhkan dua Recommendation Letter; nah, ini mengapa aku berkata bahwa semesta mendukung–dua orang hebat ini ikut hadir dalam ekskavasi! Sehingga, aku memiliki kesempatan yang langka dapat duduk dan berdiskusi mengenai hal ini! Pertanda ini begitu jelas, tidak habis ku mengucap syukur, “Terima kasih Tuhan, Engkau sungguh baik!” 🌟

Aku kembali ke Surabaya pada tanggal 27 Juni, ini berarti aku memiliki waktu tiga hari untuk melengkapi dan memeriksa kembali semua berkas yang ada dan mendaftar. Pada tanggal 30 Juni, aku melakukan pendaftaran! Berharap keajaiban benar-benar berpihak kepadaku! Aku membaca bahwa hasil akan diumumkan 15 hari setelah batas waktu pendaftaran. Tentu saja aku tidak sabar, setiap hari aku memeriksa e-mail. Saat hari pengumuman tiba, hal lucu terjadi–karena hari itu aku bersiap untuk pergi ke Madiun; dan terlupa begitu saja mengenai pengumuman. Tetapi, malam itu sebelum berangkat; aku perlu membuka e-mail untuk mengirimkan foto dan aku menemukan satu e-mail berjudul “IMQP — Selection Results” 🫠 Segera aku membuka, dan voila! Aku menemukan namaku! Nangis? Iya! Senang? Tentu saja! Perasaannya campur aduk banget! 😭😭😭😭 Setelah sekian lama, ini serasa mimpi. Aku memberitahu keluarga dan teman dekatku! Tentu saja, itu semua diiringi dengan tangisan! Aku menduduki peringkat ke-4 dari 61 nama yang tertera, “Hey girl, you did it!” teriakku untuk diriku sendiri! HAHAHA.


Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam tentang IMQP, ketuk disini!

Atau bisa intip dari halaman situs Erasmus+, ketuk disini!

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!