Waktu terus berjalan, tekanan bertambah, dan garis mati (deadline) sudah terlihat di penghujung jalan sana dengan bendera bertuliskan FINISH. Terkadang kami menikmatinya, tetapi tidak jarang kami mulai muak dengan semua ini. Masing-masing dari kami mulai menunjukkan perasaan jenuh. Keputusasaan telah memeluk erat raga ini; bahkan tak ragu rasa malas merasuk begitu dalam ke relung hati. Otak sudah berhenti berpikir. Semangat telah memudar. Semoga saja ini tidak berlangsung dalam waktu yang lama. Amin.
Banyak cara dilakukan untuk mengusir rasa bosan dan jenuh yang telah mengakar di diri kami ini. Apa itu? Jangan tertawa dulu, mungkin ini hal terlucu yang pernah aku lakukan. Anyone know about soundcloud? Yap. Aku tidak begitu pandai dalam hal tarik suara. Itu jelas tertulis pada Bio yang aku guratkan “Pencinta musik yang tidak bisa bernyanyi.” Terkadang aku iri dengan mereka yang dianugerahkan suara indah oleh Tuhan. Beberapa dari kami mulai mengekspresikan diri, entah itu bernyanyi, memainkan gitar, ataupun memainkan piano. Ah, kalian memang luarbiasa! 🙂 Jadi, apa yang kulakukan? Hehe. Aku mencoba bermusikalisasi puisi. Mudah? Tidak juga. Coba saja, maka kamu akan mengerti kenikmatannya 🙂 Puisi macam apa yang kubawakan? Puisi modern karya Dwitasari yang berjudul “Mungkin, aku terlalu berharap banyak,” Efek baper (terbawa perasaan) yang tetiba muncul seketika.
Photo by Thought Catalog on Unsplash.