2025 | Orang banyak mengetahui bahwa aku adalah seseorang yang maha-teratur, terlebih tentang merencanakan perjalanan. Namun, petualangan kali ini diluar rencana dan (hampir) membuatku naik tensi 🤯Aku menyadari, selama di Italia hampir tidak pernah menjelajah alamnya. Karena, sangat sedikit transportasi umum yang menjangkau daerah terpencil–kalaupun ada, jadwalnya terbatas. Jadi perlu kehati-hatian dalam menyusun rencana. Mengetahui ini semua, akupun merencanakan perjalanan kecil tidak jauh dari Ferrara (karena masih berada di wilayah Emilia-Romagna)–yaitu Grotte di Labante. Grotte merupakan bentuk jamak dalam bahasa Italia yang berarti gua-gua; jadi di area ini kita bisa melihat beberapa gua. Tentu saja ini menarik untukku!
Sebelum menuliskan apa yang terjadi sesungguhnya; aku akan menceritakan tentang gua ini, yang membuatku benar-benar tertarik untuk mengunjunginya! Gua ini berada di wilayah Castel d’Aiano (Bologna), jaraknya sekitar 100 km dari Ferrara. Gua ini merupakan gua primer terbesar yang terbentuk di batu travertino (batu alami berpori yang terbentuk ketika air kaya kalsium mengalir di permukaan dan mengendapkan mineral) di Italia. Gua ini termasuk unik, karena gua travertino sangat langka, dan biasanya berukuran kecil–tapi, Labante justru besar dan megah! Saat mencari lebih dalam mengenai gua ini–disebutkan bahwa di atas gua ini terdapat air terjun alami, yang secara terus-menerus mensuplai kalsium, memungkinkan pertumbuhan travertino secara nyata hingga sekitar 33 meter kubik per tahun. Ah, fakta-fakta ini membuatku semakin yakin untuk mengunjungi Labante! Saat membaca informasi bahwa area ini gratis untuk umum dan dapat dijangkau dengan berjalan kaki atau bersepeda, tekad kuat dalam diri menguat.
Menyusun rencana perjalanan pun dilakukan. Tentu saja, hal yang utama adalah mencari tahu jadwal transportasi menuju area ini. Hal termudah adalah memeriksa dari G-Maps, dan memperhatikan detail-detailnya. Di Italia jadwal transportasi umum di G-Maps sudah sesuai dengan “waktu nyata,” jadi hanya perlu memastikan lebih lanjut. Aku membaca bahwa dari Stasiun Ferrara aku harus menuju Vergato (kota kecil yang berada di area pegunungan Apennini Bolognesi), kemudian naik bus nomor 726 (dari depan Stasiun Vergato–yaitu Terminal Bus Vergato), berhenti di halte Labante San Cristoforo, dan berjalan sekitar lima menit. “Ah sempurna!” kataku dalam hati, dan segera mengatur waktu yang tepat, karena bus nomor 726 hanya beroperasi dua kali dalam sehari. Aku menggunakan Trenitalia untuk informasi jadwal kereta dan mengakses Tper.it (informasi bus khusus wilayah Emilia-Romagna) informasi jadwal bus nomor 726. Aku pun membuat catatan: Stasiun Ferrara 12:05 – Stasiun Bologna (13.17) – Stasiun Vergato (13.52) – Bus 726 (14.15) – Halte Labante San Cristoforo (14.31). Bagaimana? Sudah sempurna bukan?
Tapi ternyata memang tidak semudah itu Ferguso 😭 Awalnya semua berjalan baik-baik saja, tidak ada kendala sama sekali. Tiba saatnya menaiki Bus 726, awalnya tenang-tenang kemudian aku mulai membuka G-Maps untuk memeriksa keberadaan kami! Hal yang dikhawatirkan pun terjadi, terlihat bus menuju ke ke arah Susano-Cereglia yang mana seharusnya langsung menuju Labante. Diri mulai panik tidak terkendali dan didukung jalan berkelok-kelok membuatku mual setengah mati (bisa-bisanya lupa minum Antimo!). Saat aku berbisik tentang kekhawatiranku padanya, ia menenangkanku dan bilang “Kita tanya saja ke supirnya saat berhenti di halte berikutnya ya.” Sepanjang perjalanan aku sangat tidak nyaman dan tidak menikmati, karena gelisah apabila benar tersesat–bagaimana cara kami kembali? Bus pun berhenti di pemberhentian Castel D’Aiano, dengan Bahasa Italia (yang masih terbatas), terjadilah percakapan: “Hai, apakah benar bus ini menuju Labante?” Aku begitu berharap mendapatkan respon yang positif, tetapi supir pun berkata “Mammamia, bus ini memang benar ke Labante tetapi untuk saat ini tidak. Karena ada longsor di Labante dan tidak ada kendaraan yang bisa melewatinya.” Seperti tersambar petir ⛈️, aku pun terdiam, kemudian supir melanjutkan “Tunggu 10 menit ya, aku akan menurunkan kalian di Montese.” Kami kembali duduk dan (lucunya) aku malah tertawa sambil berkata “Ada aja cobaannya sih.”
Setelah sampai di Montese, supir pun memanggil kami “Kalian turun disini ya, dan tunggu bis menuju Vergato sekitar jam 16.45. Lain kali kalian harus benar-benar memperhatikan dan bertanya. Karena informasi jalan ditutup ini hanya di berita lokal.” Pelajaran yang didapat, mau sesempurna apapun rencana, bertanya untuk memastikan itu memang HARUS dan PERLU dilakukan di dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini, HAHAHA. Berhubung kami tiba di Montese sekitar jam 15.00 dan memiliki waktu luang 1 jam 45 menit hingga bus selanjutnya yang akan membawa kami menuju Vergato. Ada-ada saja! Kami memutuskan untuk berteduh dari hujan rintik di Bar Centrale. Pesan cappucino dulu biar nggak stress! Sambil menunggu, kami mencari-cari tahu apa yang bisa dilihat di Montese ini. Sayangnya, hari Senin–kebanyakan museum di Italia tidak buka. Hal menarik saat mencari tahu tentang Montese adalah keberadaan Museo Storico di Montese, yang menceritakan kota ini menjadi salah satu lokasi pertempuran penting dalam Kampanye Italia di tahun 1945, yang melibatkan Tentara Brasil (FEB – Força Expedicionária Brasileira) melawan Jerman.
Beruntungnya, karena sudah menyiapkan bekal untuk piknik–kami pun berjalan menyusuri kota dan mencari tempat duduk untuk menyantap makanan yang sudah dibawa. Hujan sudah reda; matahari sudah kembali terlihat–kami menikmati sore di antah berantah! Pemandangannya tidak mengecewakan (untuk ukuran diriku yang tinggal di Ferrara, jauh dari alam). Kami menertawai betapa sempurnanya rencanaku, tetapi bisa gagal karena satu faktor. Walau tidak jadi menikmati keindahan Grotte di Labante, kami tetap bersyukur bisa berada di alam dan menikmati udara pegunungan!
