2017 | Salah satu yang mampu membuatku tersenyum adalah mendapatkan kejutan yang tidak terduga. Lebih-lebih lagi, bila mendapatkan hal yang baik; entah itu benda ataupun sekedar cerita. Kejadian itupun terjadi, hari ini sungguh berbeda dari hari kemarin. Seperti biasa, hal utama yang aku lakukan ketika menyalakan laptop adalah membuka surat elektronik. Tidak terhitungnya surat elektronik yang berkaitan mengenai pekerjaan membuatku jenuh untuk memeriksanya satu persatu, tetapi saat tanganku terus menggulir ke bawah terdapat surat elektronik berjudul Kabar dari Kawan Cerita! Penantian itu akhirnya berakhir, hal yang ditunggu-tunggu telah tiba. Aku terdiam sejenak sambil bergumam “Akhirnya!” dan dengan segera aku mengetuk untuk kemudian membacanya. Surat elektronik itu berisi demikian,
Dear Kawan,
Salah satu pepatah latin mengatakan Vita Non Est Vivere Sed Valere Vita Est, yang berarti life is more than merely staying alive. Kutipan ini kami persembahkan untuk para penulis Kawan Cerita. Karena melalui semangat berbagimu yang dibalut dalam surat, telah membantu membuka satu pintu bagi satu adik di Sorong Selatan untuk dapat melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.
Melanjutkan dari proses sebelumnya, maka dengan ini kami lampirkan balasan cerita beserta foto dari adik di kampung pedalaman Sorong Selatan. Semoga membawa kesan baru yang menarik bagi hidupmu, sama seperti ceritamu yang sudah begitu menginspirasi hidup mereka.
Atas nama Penggerak Masyarakat Sorong Selatan sekaligus tim Kawan Cerita, kami berterima kasih untuk kebaikanmu. Permohonan maaf kami sampaikan terkait keterlambatan pengiriman cerita yang disebabkan musim hujan dan angin ribut sampai akhir Februari kemarin di lokasi. Sehingga sangat berisiko pergi ke kota, untuk mengakses sinyal dan internet.
Sampai jumpa di proyek sosial lainnya! Terima kasih.
Jabat hangat, Tim Kawan Cerita
Salam pembuka yang begitu hangat; membuatku bergegas untuk membaca surat balasan dari Yansen Rariaro, namanya. Sebelumnya, aku menuliskan surat dan bercerita tentang kehidupan di Kota Surabaya dan asal-usul nama Surabaya. Kepada kalian yang ikut membaca surat ini; semoga berkenan!
Hai Ā kakakĀ NamaĀ adikĀ YansenĀ RariaroĀ kakakĀ bolehĀ panggilĀ denganĀ sebutan Yansen. SalamĀ kenal, ya. AdikĀ hariĀ iniĀ adikĀ bercerita tentang penggalaman adik belajarĀ diĀ sekolahĀ SMKĀ Yapis Teminabuan adik juga belajar seperti orang dewasa yang lain. Adik baru belajar di sekolah SMK Yapis disini. Sekalian mengisi pengalaman adik. Oiya, usia adik 13 tahun.
Di sekolah, rajinĀ belajar. Rajin ke sekolah belajar dengan baik dan selaluh taati kepada guru ikuti, cinta kepada guru dan taati perintah guru. Adik juga ini belajar di muka komputer selama 8 jam, dari jam 8 pagi sampai pukul 3 sore. Adik mulai belajar dari bulan Juni sampai Desember. Beberapa bulan di sekolah adik tidak pernah membuat yang aneh-aneh. Adik sangat senang mendapat teman yang sangatĀ baik.
Adik juga senang belajar disini karena orang tua adik juga sangat senang mereka juga bangga. Karena anaknya sudah sekolah tinggi, adik juga kemarin itu bulan Desember adik kerja di kantor koperasi Sorong Selatan, adik masih sekolah tapi penarikan ke kantor. Benar kakak adik belajar di kantor itu. Adik dapat banyak pengalaman di kantor.
Sekian dan terima Kasih.
Puragi, 12Ā DesemberĀ 2016
SELAMATĀ Ā Ā MEMBACAĀ Ā SURATĀ DARIĀ KAMIĀ SISWA-SISWIĀ SMKĀ YAPIS ……
Yap, satu lembar surat yang sudah membuatku terharu. Aku senang apa yang aku lakukan sebelumnya bagi mereka. Berbagi cerita kepada mereka dengan mengirimkan satu lembar surat dan balasan ini yang kudapat ini sudah lebih dari cukup.
Terima kasih adik-adik di Sorong Selatan š
Semoga kita bisa bertemu di kemudian hari.