Merayakan Natal di tahun 2020 begitu berbeda, bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ibadah terasa begitu lebih teduh, dengan tidak banyaknya orang yang datang. Ingar-bingar berkurang, drama natal ditiadakan, dan paduan suara berganti menjadi virtual. Ada yang berbeda, tidak ada keseruan membahas baju baru, dekorasi apa yang diinginkan, lagu natal apa yang perlu ditampilkan; tidak ada. Tetapi, apakah Natal hanya perihal itu saja? Tentu tidak. Aku mempercayai, Natal tahun ini mengenai hubungan pribadi diri sendiri dengan Tuhan. Mempererat hubungan yang “sempat” renggang dengan Tuhan. Semoga kamu pun begitu.
Akhir tahun ini menjadi lebih tenang. Tidak ada yang pernah menduga, bahwa tahun 2020 akan sesepi ini. Tahun yang tadinya banyak orang meletakkan harapan dan cita-cita; entah itu sidang skripsi, wisuda, pergi berlibur, mendapatkan pekerjaan, hingga menikah ataupun melanjutkan kehidupan yang didambakan. Tanpa disadari, banyak rencana yang menjadi tertunda dan setiap dari kita “terpaksa” untuk beradaptasi dengan hal-hal baru: sekolah daring, kerja daring, menyamankan diri berdiam di rumah, menggunakan masker, mencuci tangan di setiap ada kesempatan, terus mengoleskan atau menyemprotkan tangan-baju-kursi-meja dengan penyanitasi atau disinfektan, menjaga jarak, hingga menahan diri untuk bertemu dengan orang lain. Tentu sukar, berat? Sudah pasti.
Aku pun demikian. Lingkungan mengubahku menjadi pribadi yang lebih berhati-hati apabila keluar rumah. Rasa syukur terucap, saat aku memiliki kesempatan mengikuti ibadah tatap muka di gereja. Aku terharu, dalam keterbatasan masih dipertemukan dengan para sahabat. Walau terlarang untuk saling berjabat tangan, apalagi memeluk. Aku tersiksa. Rasanya, ingin ku melompat dan memeluk mereka satu-persatu dan meneriakkan “Aku kangen!” Apa daya, itu hanya bisa dibayangkan; tidak untuk dilakukan. Kehidupan di tahun 2020 begitu naik-turun, terguncang, terguncang dan harus kuat berdiri di kaki sendiri. Beribu rencana harus rela dilepaskan, diikhlaskan, dan diakhiri. Menjadi lebih pemilih dalam memprioritaskan sesuatu, baik dalam finansial, kebutuhan hidup, kesehatan mental, jiwa, dan raga. Mendapatkan sesuatu menjadi lebih keras lagi dan lagi. Semoga kamu pun tetap semangat, jangan patah. Percayalah 🙂
Aku sempat mengabadikan potret bersama Raja dan Bang Ezra–dua orang yang paling mengerti diriku. Potret ini diambil di tempat yang sama; momen yang sama dengan atribut yang berbeda. Menjelang akhir tahun 2020, kami bertiga semakin sulit menyesuaikan waktu bersama karena mimpi-mimpi yang tertunda harus tetap dikejar. Tahun 2020 menjadi tahun menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Tahun penuh duka; dengan banyaknya jumlah orang-orang terkasih yang meninggalkan kita satu per satu. Tahun dimana kita perlu berjuang lebih keras lagi lagi dan lagi untuk mencapai sesuatu. Tahun dimana untuk sekedar saling berjabat tangan ataupun berpelukan menjadi rumit. Ternyata, waktu terus berjalan seakan tidak peduli dengan apa yang sedang kita jalani. Banyaknya keluhan, mengalihkan perhatian kita atas rencana Tuhan dibalik ini semua.
Selamat natal teman-teman! Selamat menyusun mimpi dan cita yang sempat terabaikan. Selamat merenungi lagi dan lagi; demi menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tuhan memberkati 💗✨🎄
