Tiada yang lebih indah. Tiada yang lebih rindu. Selain hatiku. Andai engkau tahu.
Dee, Rectoverso
Beberapa hari ini, aku suka “membuat kembali” karya yang telah aku tulis. Anggap saja, seperti edisi lengkap; untuk kamu yang mulai membaca kembali karya-karya lampau. Tulisan ini ditulis tahun 2015, saat dia memutuskan untuk berpisah denganku. Sebaris kalimat berikut adalah perasaan kala itu. Aku tidak pernah tahu, siapa saja diantara kalian yang akan membaca ini (lagi).
Aku hanya bisa tersenyum tipis; memandangimu dari kejauhan. Andai engkau tahu, hati ini milikmu. Apa ini hanya tipuan belaka? Apa perasaan ini mempermainkan ku lagi? Berharap kau tahu yang ku maksudkan. Salam, dari perempuan yang selalu menunggumu. Kepadamu, pria yang tidak mampu ku gapai.
Ada cerita, dimana dia memilih perempuan lain. Tanpa pertimbangan dan basa-basi, begitu saja dia mengucapkan “Kita putus aja ya.” Cinta masa muda, terlalu banyak pahit bila diperbandingkan dengan kehadiran manis.