​ Quarter-life Biggest Problem Begins at 25
​ Quarter-life Biggest Problem Begins at 25

​ Quarter-life Biggest Problem Begins at 25

Segala sesuatu ada masanya; ada masanya kamu untuk berjuang sampai penghabisan dan ada masanya bahwa hidup adalah tentang menerima apa adanya. Jangan lupa bersyukur ya?

(k.a.)

Lima tahun yang lalu, tepat dihari yang sama aku bergumam; “Sudah kepala dua” seakan tidak percaya dengan berbagai hal yang telah dialami. Menanggalkan seragam putih abu-abu dan mencoba menjalani kehidupan sebagai mahasiswi yang katanya adalah strata tertinggi dalam dunia pendidikan.

Sekarang di tahun 2018 ini aku seolah menghibur diri sendiri dengan teguh meyakinkan bahwa “Aku sudah seperempat abad.” What a life! Waktu memang tidak pernah menunggu kita untuk dewasa; dia akan terus bergulir tanpa mempedulikan kesiapan kita akan kenyataan. Sudah banyak pertanyaan yang mengitari otak ini. Dari hal sepele yang mempertanyakan apakah aku harus terus ingat bahwa di malam hari jangan sampai lupa (lagi) untuk sikat gigi hingga mempertanyakan apakah di tahun ini benar adanya cita-cita yang kuimpikan akan terjadi. Sebanyak pasir di pantai pertanyaan-pertanyaan akan hidup mulai bermunculan. Sedari pertengahan Desember aku menghabiskan waktu dalam sehari untuk merenung, mengevaluasi diri dan tentu saja mengisi perut; makan, makan dan makan. Jangan lupa, pura-pura bahagia pun butuh tenaga–HAHAHA. Kegelisahan ini terus menghantui dikarenakan hari kelahiranku benar berada di awal tahun; lewat sehari–dua januari. Pengalaman ini (mungkin) tidak dapat dirasakan oleh mereka yang bertambah usianya pada pertengahan tahun. Euforia awal tahun begitu melekat hingga ku temui pertanyaan-pertanyaan yang mampu merusuk jantung.

“Apa resolusimu untuk tahun ini?”
“Bagaimana bisa kamu belum memiliki pasangan? Carilah.”
“Ingat, sudah 25 tahun. Be wise.”
“Kapan berangkat sekolah lagi?”
“Kamu yakin tetap ingin menjadi dosen?”
“Sudahlah, lupakan saja cita-citamu. Bukankah berumah-tangga lebih baik?”

Pertanyaan diatas ini adalah sebagian kecil yang aku terima hingga berlalunya tanggal dua. Terkadang memang banyak orang yang pura-pura peduli nyatanya hanya ingin terlihat bahwa dia memperhatikan. Tetapi, tidak tahukah kalian bahwa seseorang itu berjuang untuk menjawab segala pertanyaan yang kalian lontarkan? Ada baiknya kalian bertanya dan sedikit membantu meringankan, daripada bertanya lalu menghilang entah kemana dan mempertanyakan jawabannya di tahun-tahun berikutnya.

Selamat 25 tahun!
Hidup bukan melulu untuk mencari cinta;
tetaplah menikmati hidup seperti yang kau mau.


Photo by Vladislav Bychkov on Unsplash.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!